Jumat, 17 Februari 2012

mekanisme pembentukan urine

Ginjal melakukan banyak fungsi metabolik dan ekskretorik serta mempermudah pengeluaran produk sampingan nitrogenosa dan metabolik lain dari tubuh. Ginjal mempertahankan homeostatis cairan, elektrolit, dan status asam basa.
Organ ini menerima sekitar 20% dari curah jantung, setara dengan hampir satu liter darah tiap menit. Melalui filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi, ginjal mengekskresikan 1,6 sampai 1,8 liter urine per hari pada orang dewasa; 2 sampai 5 ml/kg per jam pada anak. Volume ini dapat berbeda-beda bergantung pada status hidrasi pasien. Karena bagian yang berbeda di ginjal melakukan fungsi yang berbeda pula, letak dan sifat banyak gangguan ginjal dapat diperkirakan dari evaluasi aspek-aspek tertentu pengaturan metabolik dan urine.

Fisiologi pembentukan urine
Setiap satuan fungsional ginjal disebut nefron; masing-masing ginjal mengandung 1 sampai 1,5 juta nefron. Setiap nefron terdiri dari bekas kapilar, glomerulus, dan saluran berlapis epitel yang disebut tubulus.
Tubulus memiliki segmen-segmen yang secara anatomis dan fungsional berbeda dan diberi nama tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, dan tubulus kontortus distalis.Di bagian ujungnya, tubulus distalis melebar membentuk wadah yang disebut duktus koligentes, yang mengalirkan isinya ke sistem penampung ginjal.

Filtrasi Ginjal
Filtrasi ginjal terjadi apabila darah sitemik mengalir melalui glomerulus. Laju filtrasi bergantung pada aliran darah arteri, tekanan darah arteri sistemik, dan tekanan aliran internal di dalam ginjal. Darah yang sama yang di filtrasi melalui glomerulus juga mengangkut oksigen dan zat gizi untuk ginjal dan ikut serta dalam pertukaran metabolik yang dilakukan oleh sel ginjal fungsional. Aliran darah ginjal secara kritis mempengaruhi homeostatis, yaitu, pemeliharaan lingkungan internal, dan metabolisme tubuh keseluruhan.
Air dan mineral terlarut dengan ukuran molekul kecil, terutama elektrolit, bebas melewati saringan glomerulus. Saringan menahan lewatnya protein. Proses pemisahan koloid dari kristal ini disebut ultrafiltrasi. Filtrasi sangat bergantung pada tekanan darah sitemik, yang memungkinkan perfusi yang lebih besar dan ditahan oleh tekanan osmotik koloid dan resistensi perifer pori-pori glomerulus (sel endotel membran basal dan sel epitel); kedua hal terakhir ini menahan lewatnya sel dan molekul besar. Karena itu, sel darah dan sebagian besar protein dalam sirkulasi dicegah masuk ke dalam filtrat glomerulus. Sekitar 125 ml filtrat dihasilkan stiap menit, atau sekitar 140 liter air per hari. Glukosa, urea, natrium, kalium, bikarbonat, klorida dan banyak enzim, hormon, dan konstituen lain pada hakikatnya memiliki konsentrasi yang sama dalam plasma dan dalam filtrat glomerulus yang belum dimodifikasi. Sel-sel epitel tubulus memodifikasi filtrat untuk mempengaruhi homeostatis dan ekskresi.

Sekresi dan Absorpsi
Tubulus proksimalis terutama berfungsi reabsorpsi. Bagian ini mengembalikan sejumlah besar air bersama dengan glukosa, asam amino, urea, kalsium, dan protein apapun yang bocor melalui saringan glomerulus  ke aliran darah. Tubulus proksimalis juga menyelamatkan sejumlah besar elektrolit, terutama natrium klorida dan bikarbonat. Fungsi kompleks yang dijalankan oleh lengkung Henle menghasilkan reabsorpsi air dan natrium. Tubulus distalis melakukan pengaturan cermat terhadap ion natrium, kalium, bikarbonat, fosfat, dan hidrogen. Pengendalian terakhir atas ekskresi air terjadi di duktus koligentes.
Bagian luar ginjal, korteks, mengandung glomerulus dan tubulus kontortus, baik yang proksimalis maupun distalis. Semua duktus koligentes dan sebagian besar lengkung henle berada di bagian interior ginjal, medula.
Medula ginjal bersifat unik di antara jaringan lain karena cairan ekstraselnya lebih hipertonik dibandingkan plasma. Cairan interstisium medula mengandung elektrolit dalam konsentrasi keseluruhan yang jauh lebih tinggi daripada konsentrasi di plasma. Elektrolit-elektrolit ini, yang berasal dari cairan yang melewati lengkung Henle, secara aktif diangkut ke dalam cairan interstisium. Lingkungan interstisium yang hipertonik di medula mengatur reabsorpsi ion-ion di berbagai bagian lengkung, serta absorpsi pasif air di duktus koligentes.

Pembentukan urine
Apabila jumlah dan fungsi semua bagian konstituen ginjal normal, fungsi ginjal dapat dipahami berdasarkan komponen fungsional nefron. Glomerulus menyingkirkan zat-zat yang perlu diekskresikan dan mencegah keluarnya protein dan sel ke dalam urine. Tubulus mereabsorpsi zat-zat terlarut yang harus dihemat; mengatur konsentrasi natrium, kalium, dan bikarbonat; dan mengekskresikan atau menahan ion hidrogen sesuai kebutuhan. Duktus koligentes, di medula yang hipertonik, mengatur jumlah air yang ditahan atau diekskresikan.

Sacher, Ronald A. dan Richard A. McPherson. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. EGC : Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar